Minggu, 18 April 2010

Terapi Kognitif Saat Berpuasa

SETIAP bulan puasa hampir selalu kita mendengarkan nasihat untuk mengendalikan pikiran dan perasaan kita. Puasa bukan hanya tidak makan dan minum, melainkan juga menjaga pikiran dan perasaan kita agar mendapat berkah di bulan penuh rahmat ini.

Banyak orang menjadi lebih sabar dan tawakal di bulan suci ini. Kemarahan dan rasa benci harusnya dijauhi di bulan yang penuh berkah ini.Semua umat Islam yang menjalankan puasa ini berusaha untuk menahan segala bentuk emosi yang merusak.Tentunya hal ini dengan harapan,agar puasanya tidak batal dan membawa berkah bagi yang menjalankannya.

Terapi Kognitif

Sebenarnya apa yang dilakukan umat Islam di bulan puasa ini, yaitu dengan menjaga pikiran dan perasaan dari hal yang negatif adalah salah satu bentuk terapi kognitif. Terapi kognitif mempunyai fungsi untuk mengubah pola pikir menjadi lebih baik.Kebanyakan dari kita mempunyai kecenderungan untuk berpikir negatif terhadap orang lain atau sesuatu hal. Untuk itulah terapi kognitif dilakukan, mengubah pola pikir negatif menjadi pola pikir yang positif. Salah satu contoh yang paling sering terjadi misalnya bila atasan kita selalu mengkritik pekerjaan kita.

Kita sering menjadi kesal dan marah karena kritikan dan sikap atasan kita itu. Bila kita terus membiarkan diri kita larut dalam suasana perasaan yang tidak menyenangkan tersebut, akhirnya akan membuat kita tidak nyaman bekerja dan menjadi semakin sering berbuat salah. Bagaimana jika kita menganggap kritikan itu sebagai suatu hal yang akan membuat pekerjaan kita semakin baik. Kita membutuhkan kritik itu untuk membuat kita semakin bekerja lebih baik.Tanpa kritikan,malah kita bekerja tanpa bimbingan, sehingga malah kita membutuhkan kritik untuk menjadi lebih baik lagi.

Terlihat bahwa cara pandang kita yang berbeda terhadap segala sesuatu hal bisa membuat perilaku kita menghadapi kondisi itu pun menjadi berbeda.Maka itu,sering kali terapi kognitif dibarengi juga dengan terapi perilaku. Intinya bila kognitif berubah maka perilaku juga akan mengikuti. Pada bulan puasa, terapi kognitif ini mendapat tempatnya dalam kehidupan sehari-hari umat Islam yang menjalankan puasa. Bila menghadapi kondisi yang tidak menyenangkan, kita akan berusaha lebih sabar dengan memberikan suatu pola pikir yang positif terhadap kondisi tersebut.
Sumber: kompasiana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar