Minggu, 18 April 2010

Kenal Maka Tak Sayang

Pernyataan tak kenal maka tak sayang adalah untuk satu hal, untuk hal lain bisa jadi tidak berlaku, karena justru setelah mengenal, menjadi tidak sayang. Misalnya, putusnya ikatan pertunangan atau perkawinan bisa jadi akibat mengenal pasangan secara intensif, yaitu setelah mengetahui lebih lanjut watak, perilaku dan hal-hal tertentu yang tidak disukainya.

Berikut adalah pengenalan saya terhadap hal lainnya lagi, yang saya syukuri sebagai rahmat terselubung (blessing in disguise) dan suatu keberuntungan; beruntung pernah merasakan, mengenal dan masih diberi tambahan umur/kesempatan untuk melakukan pilihan-pilihan lain yang lebih bermutu.

Pada satu kesempatan, hasil general check-up (treadmill) menyatakan saya terkena PJK (Penyakit Jantung Koroner), sesuatu yang tidak terbayangkan sebelumnya. Meski setelah melalui pemeriksaan lanjutan (kateterisasi) dinyatakan negatif, tetapi selama satu bulan pemeriksaan itu cukup menekan dan mengaduk-aduk perasaan saya.
sumber: kompas.com

Bermula dari tekanan perasaan itulah, saya mencari tahu tentang PJK, baik melalui buku, majalah, surat kabar, perbicangan di radio, televisi, dll. Hasilnya sungguh mengejutkan, PJK yang sejak tahun 1992 menjadi pembunuh nomor satu di Indonesia itu, sepertinya sepele saja, hanya sekedar tidak berfungsinya dua pembuluh darah/arteri koroner dengan diameter sekitar 3-4mm (untuk orang dewasa), yang memasok darah bersih dan oksigen ke otot-otot jantung. Karena sepele itulah sehingga kurang diperhatikan.

Pada PJK terjadi penyempitan pembuluh darah koroner akibat proses aterosklerosis, yaitu penebalan pada dinding bagian dalam pembuluh darah karena endapan kolesterol dan lemak. Lapisan endapan atau deposit lemak ini disebut plak (plaque).

Menjadi fenomena alamiah, seiring bertambahnya usia, lapisan plak itu semakin menebal, sehingga saluran (inside diameter) arteri itu makin mengecil. Mencapai puncaknya hingga di atas usia 80 tahun. Ditengarai sebagai gaya hidup tidak sehat bila percepatan pengendapan itu tinggi, yaitu pada usia muda sudah terkena (gejala) PJK.

Banyak faktor penyebab pengendapan itu. Makanan menjadi faktor utama, yaitu yang terlalu banyak mengandung minyak, lemak jenuh dan santan. Maka perlu berhitung-hitung ketika bertemu makanan kesukaan, seperti: sate, ayam bakar, rendang, semur daging, tongseng, iso, tunjang, cincang, gulai, tetelan, sandung lamur, bistik, laksa, sop buntut, opor ayam, coto makasar, soto betawi, soto kudus, rawon, bakso sumsum, fried chicken, mie ayam, nasi kebuli, nasi goreng, mangut lele, gudeg komplit dengan kreceknya, dll; dan perlu membiasakan diri dengan makanan berserat, seperti: tahu, tempe, karedok, sayur asem, ketoprak, pecel, gado-gado, kupat tahu, urap, lalapan, cah kangkung, cah jamur, cah toge dan cah-cah lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar