Rabu, 25 November 2009

Perilaku Konsumen

Apakah Perilaku Konsumen itu?

Perilaku Konsumen adalah perilaku yang konsumen tunjukkan dalam mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka anggap akan memuaskan kebutuhan mereka. Definisi lainnya adalah bagaimana konsumen mau mengeluarkan sumberdayanya yang terbatas seperti uang, waktu, tenaga untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan.

Tentunya kita ingat dengan 5W+1H

Why : Mengapa mendapatkan barang/jasa tersebut ?

What : Berupa apa barang/jasa tersebut ?

Who : Siapa yang mendapatkan barang/jasa itu ?

When : Kapan bisa didapatkan barang/jasa tersebut ?

Where : Dimana barang/jasa tersebut bias didapatkan ?

How : Bagaimana barang/jasa tersebut didapatkan ?

Contohnya :

Si A, mahasiswa universitas swasta terkenal di Jakarta (Who) ingin membeli (How) Nokia E90 (What). Ia ingin membeli E90 karena HP teman-teman sepermainan si A canggih semua (Why). Ia berencana membelinya akhir minggu ini setelah mendapatkan uang saku dari orang tua (When) di pusat perdagangan HP di dekat kampusnya (Where).

Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
  • pendapatan,
  • selera konsumen, dan
  • harga barang, disaat kondisi yang lain tidak berubah (ceteris paribus). Perilaku konsumen ini didasarkan pada Teori Perilaku Konsumen yang menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkannya.



Pendekatan untuk mempelajari perilaku konsumen
dalam mengkonsumsi suatu barang:
1. Pendekatan Kardinal
2. Pendekatan Ordinal
Asumsi:
Konsumen bersikap rasional
Dengan anggaran yang tersedia, konsumen berusaha
memaksimalkan kepuasan totalnya dari barang yang
dikonsumsinya.

Pendekatan Kardinal

Kepuasan seorang konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang
dapat diukur dengan satuan kepuasan (misalnya mata uang.
Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan
menambash kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut
dalam jumlah tertentu.

Pendekatan ordinal :

menganggap kepuasan konsumen tidak dapat dikuantitatifkan,hanya analisis deskritif. Persamaan cardinal dan ordinal yaitu sama-sama menjelaskan tindakan konsumen dalam mengkonsumsi barang-barang yang harganya tertentu dengan pendapatan konsumen yang tertentu pula agar konsumen mencapai tujuannya (maximum utility) .

Perbedaan :

Pandangan antara besarnya utility menganggap bahwa besarnya utiliti dapat dinyatakan dalam bilangan/angka. Sedangkan analisis ordinal besarnya utility dapat dinyatakan dalaml bilangan/angka.

Analisis cardinal mengunakan alat analisis yang dinamakan marginal utiliy(pendekatan marginal). Sedangkan analisis ordinal menggunakan analisis indifferent curve atau kurva kepuasan sama .



Sumber :
www.Scribd.com
Yahoo answers